BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dengan memberikan asuhan intranatal
yang tepat dan sesuai dengan standar, diharapkan dapat menurunkan angka
kematian ibu dan bayi. Pendekatan yang membutuhkan kemampuan analisis yang
berhubungan dengan aspek sosial, nilai-nilai dan budaya setempat.
B. Tujuan
1.
Tujuan
umum
a. Untuk
mengetahui asuhan kebidanan intranatal di Komunitas.
2.
Tujuan
khusus
a. Untuk
mengetahui standar pelayanan kebidanan.
b. Untuk
mengetahui persiapan bidan.
c. Untuk
mengetahui persiapan rumah dan lingkungan.
d. Untuk
mengetahui persiapan alat/ bidan kit.
e. Untuk
mengtehui persiapan ibu dan keluarga.
f. Untuk
mengetahui manajemen ibu intranatal.
C. Rumusan masalah
1. Apa
saja standar pelayanan kebidanan ?
2. Apa
saja persiapan bidan untuk menolong persalinan ?
3. Apa
saja persiapan rumah dan liingkungan ?
4. Apa
saja persiapan alat/bidan kit ?
5. Bagaimana
persiapan ibu dan keluarga ?
6. Bagaimana
manajemen ibu intranatal ?
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Standar
Pelayanan Kebidanan
Standar
adalah rumusan tentang penampilan atau nilai yang di inginkan yang mampu di
capai, berkaitan dengan parameter yang telah di tetapkan (donamedian 1980).
Standar adalah spesifikasi dari fung si atau tujuan yang harus di penuhi oleh
suatu sarana pelayanan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan
yang maksimal dari pelayanan yang di selenggarakan (Rowland dan rowland 1983). Pelayanan
kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktik profesi
bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan
ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Pernyataan
standar berisi pernyataan tentang pelayanan kebidanan yang di lakukan dengan
penjelasan tingkat kompetensi yang di harapkan. Ruang lingkup standar pelayanan
kebidanan meliputi 24 standar yang di kelompokkan sebagai berikut :
1. Standar
pelayanan umum ( 2 standar )
a. Standar
1 : Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat.
b. Standar
2 : Pencatatan dan pelaporan.
2. Standar
pelayanan antenatal ( 6 standar )
a. Standar
3 : Identifikasi ibu hamil.
b. Standar
4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal.
c. Standar
5 : Palpasi abdominal.
d. Standar
6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan.
e. Standar
7 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan.
f. Standar
8 : Persiapan persalinan.
3. Standar
pertolongan persalinan ( 4 standar )
a. Standar
9 : Asuhan persalinan Kala I.
b. Standar
10 : Asuhan persalinan kala II yang aman.
c. Standar
11 : Penatalaksanaan aktif persalinan kala III.
d. Standar
12 : Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomy.
4. Standar
pelayanan nifas ( 3 standar )
a. Standar
13 : Perawatan bayi baru lahir.
b. Standar
14 : Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan.
c. Standar
15 : Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas.
5. Standar
penanganan kegawatdaruratan obstetrik-neonatal ( 9 standar )
a. Standar
16 : Penanganan perdarahan dalam kehamilan pada trimester III.
b. Standar
17 : Penanganan kegawatan pada eklampsia.
c. Standar
18 : Penanganan kegawatan pada partus lama/macet.
d. Standar
19 : Persalinan dengan menggunakan vakum ekstraksi.
e. Standar
20 : Penanganan retensio plasenta.
f. Standar
21 : Penanganan perdarahan postpartum primer.
g. Standar
22 : Penanganan perdarahan pada post partum sekunder.
h. Standar
23 : Penanganan sepsis puerpuralis.
i.
Standar 24 : Penanganan asfiksia neonaturum.
Sedangkan menurut Kepmenkes RI
No. 369 / Menkes / SK / III / 2007 tentang Standar Profesi Bidan memuat standar
kompetensi bidan, standar pendidikan bidan, standar pendidikan berkelanjutan,
dan kode etik bidan Indonesia. Standar pelayanan kebidanan membahas:
a. Standar
I : Falsafah dan tujuan.
b. Standar
II : Administrasi dan pengelolaan.
c. Standar
III : Staf dan pimpinan.
d. Standar
IV : Fasilitas dan peralatan
e. Standar
V : Kebijakan dan prosedur.
f. Standar
VI : Pengembangan staf dan
program pendidikan.
g. Standar
VII : Standar asuhan.
h. Standar
VIII : Evaluasi dan pengendalian mutu.
Standar
praktik kebidanan meliputi :
a. Standar
I : Metode asuhan.
b. Standar
II : Pengkajian.
c. Standar
III : Diagnosis kebidanan.
d. Standar
IV : Rencana asuhan.
e. Standar
V : Tindakan.
f. Standar
VI : Partisipasi klien.
g. Standar
VII : Pengawasan.
h. Standar
VIII : Evaluasi.
i.
Standar IX : Dokumentasi.
Praktik
kebidanan merupakan implementasi dari ilmu kebidanan oleh bidan yang bersifat
otonom kepada perempuan, keluarga, dan masyarakat yang bertujuan untuk membantu
memecahkan masalah klien.
Dalam
pelayanan kebidanan terdapat empat standar pertolongan persalinan, yaitu :
1. Asuhan
saat persalinan
a. Tujuan
Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi.
Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi.
b. Pernyataan
standar
Bidan
menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan
dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses
persalinan berlangsung.
c. Hasilnya:
1) Ibu bersalin
mendapatkan pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu bia diperlukan.
2) Meningkatkan
cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang ditolong tenaga kesehatan
terlatih.
3) Berkurangnya
kematian/ kesakitan ibu atau bayi akibat partus lama.
2. Persalinan
yang aman
a. Tujuan
Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi.
Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi.
b. Pernyataan
standar
Menggunakan mengurangi kejadian
perdarahan pasca persalinan, memperpendek dengan benar untuk membantu
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
c. Persyaratan
1) Bidan
dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ ketuban pecah.
2) Bidan sudah
terlatih dan terampil dalam menolong persalinan secara bersih dan aman.
3) Tersedianya
alat untuk pertolongan persalinan termasuk sarung tangan steril.
4) Perlengkapan
alat yang cukup.
3. Pengeluaran
plasenta dengan peregangan tali pusat
a. Tujuan :
Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap untuk mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendek kala 3, mencegah atoni uteri dan retensio plasenta.
Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap untuk mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendek kala 3, mencegah atoni uteri dan retensio plasenta.
b. Pernyataan
standar
Bidan melakukan penegangan tali
pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban
secara lengkap.
4. Penanganan
kala II dengan gawat janin melalui episiotomi
a. Tujuan
Mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomi jika ada tanda-tanda gawat janin pada saat kepala janin meregangkan perineum.
Mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomi jika ada tanda-tanda gawat janin pada saat kepala janin meregangkan perineum.
b. Pernyataan
standar
Bidan mengenali secara tepat tanda
tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan segera melakukan episiotomy dengan
aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.
B.
Persiapan
Bidan
Bidan yang
bekerja di desa, puskesmas, maupun pustu di lihat dari tugas-tugas nya
berfungsi sebagai bidan komunitas. Salah satu persiapan penting bagi penolong adalah
memastikan penerapan prinsip dan praktik pencegahan infeksi (PI) yang di
anjurkan, termasuk mencuci tangan, memakai sarung tangan dan perlengkapan
pelindung pribadi. Persiapan bidan dalam memberikan asuhan intranatal di
komunitas adalah “harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya terutama dari
kompetensi, sehingga dapat memberikan pelayanan yang bersih dan aman”.
1. Menilai secara
tepat bahwa persalinan sudah dimulai , kemudian memberikan asuhan dan
pemantauan yang memadai dengan memperhatikan kebutuhan ibu dan kelahiran bayi.
2. Mempersiapkan
ruangan yang hangat dan bersih serta nyaman untuk persalinan dan kelahiran
bayi.
3. Persiapan
perlengkapan , bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan dan pastikan
kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan serta dalam keadaan
siap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi.
4. Mempersiapkan
persiapan rujukan bersama ibu dan keluarganya. Karena jika terjadi
keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas yang lebih memadai dapat membahayakan
keselamatan ibu dan bayinya. Apabila dirujuk , siapkan dan sertakan dokumentasi
asuhan yang telah diberikan.
5. Memberikan
asuhan sayang ibu , seperti memberikan dukungan emosional , membantu mengatur
posisi ibu , memberikan cairan dan nutrisi , memberikan keleluasaan untuk
menggunakan kamar mandi secara teratur , serta melakukan pertolongan persalinan
yang bersih dan aman dengan teknik pencegahan infeksi.
C.
Persiapan
Rumah dan Lingkungan
Penolong
persalinan harus menilai ruangan di mana proses persalinan akan berlangsung. Ruangan
tersebut harus memiliki pencahayaan/penerangan yang cukup (baik melalui
jendela, lampu langit-langit kamar atau pun sumber cahaya lain nya). Ibu dapat
menjalani persalinan di tempat tidur dengan kasur yang di lapisi kain penutup
yang bersih, kain tebal dan pelapis anti bocor (plastik) apabila hanya
beralaskan kayu atau di atas kasur yang di letakkan di atas lantai (lapisi
dengan plastik dan kain bersih). Selain itu harus tersedia meja atau permukaan
yang bersih dan mudah di jangkau untuk meletakkan peralatan yang di perlukan.
1. Situasi
dan kondisi
Situasi dan kondisi
yang harus di ketahui oleh keluarga, yaitu :
a. Rumah
cukup aman dan hangat
b. Tersedia
ruangan untuk proses persalinan.
c. Tersedia
air mengalir
d. Terjamin
kebersihannya
e. Tersedia
sarana media komunikasi
2. Rumah
Tugas bidan adalah
mengecek rumah sebelum usia kehamilan 37 minggu dan syarat rumah di antara nya
:
a. Ruangan
sebaiknya cukup luas
b. Adanya
penerangan yang cukup
c. Tempat
nyaman
d. Tempat
tidur yang layak untuk proses persalinan.
D.
Persiapan
Alat/Bidan Kit
Perlengkapan yang harus disiapkan
oleh keluarga untuk melakukan persalinan di rumah :
1. Persiapan
untuk pertolongan persalinan
a. Tensimeter
dan stetoskop
b. Jam
yang mempunyai detik
c. Termometer
d. Partus
set
e. Heating
set
f. Bahan
habis pakai (injeksi oksitosin, lidokain, kapas, kasa, betadin, detol).
g. Set
kegawatdaruratan
h. Bengkok,
tempat sampah kering, basah dan tajam.
i.
Alat-alat proteksi diri
j.
Waskom
k. Sabun cuci
l.
Handuk kering dan bersih
m. Selimut
n. Pakaian
ganti
o. Kain pel
p. Lampu
2.
Persiapan Untuk Ibu
a.
2 kain panjang
b.
Sabuk
c.
Baju ganti ibu
d.
Pembalut
e.
Celana dalam
3.
Persiapan Untuk Bayi
a.
Handuk Bayi
b.
Tempat Tidur Bayi
c.
Botol air panas untuk menghangatkan alas
d.
Perlengkapan Pakaian bayi
e.
Selimut bayi
E.
Persiapan
Ibu Dan Keluarga
Keluarga telah mengambil keputusan
bahwa persalinan dilakukan dirumah dan bersedia/mampu memberikan dukungan yang
diperlukan Kegiatan rumah tangga secara rinci untuk membentuk jaringan kerja.
Dukung dan anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu
selama persalinan dan proses kelahiran bayinya. Anjurkan mereka untuk berperan
aktif dalam mendukung dan mengenali berbagai upaya yang mungkin sangat membantu
kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk menghadirkan teman atau saudara yang
secara khusus di minta untuk menemani nya.
F.
Manajemen
Ibu Intranatal
Manajemen kebidanan adalah proses
pemecahan masalah yang digunakansebagai metoda untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilandalam
rangkaiantahapan logis untuk pengambilan keputusan yang terfokus pada klien
(Varney, 1997).
Tujuan
manajement Memberi asuhan kebidanan yang adekuat, komprehensif dan terstandar
pada ibu intra natal dengan memperhatikan riwayat ibu selama kehamilan, kebutuhan
dan respon ibu serta mengantisipasi resiko-resiko yang terjadi selama proses
persalinan.
1.
Asuhan Persalinan Kala I
Bertujuan
untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam pertolongan persalinan
yang bersih dan aman Bidan perlu mengingat konsep tentang konsep sayang ibu,
rujuk bila partograf melewati garis waspada atau ada kejadian penting lainnya.
2.
Asuhan Persalinan Kala II
Bertujuan
memastikan proses persalinan aman, baik untuk ibu maupun bayi Bidan dapat
mengambil keputusan sesegera mungkin apabila diperlukan rujukan.
3.
Asuhan Persalinan Kala III
Bidan
sebagai tenaga penolong harus terlatih dan terampil dalam melakukan manajemen
aktif kala III Hal penting dalam asuhan persalinan kala III adalah mencegah
kejadian perdarahan karena perdarahan merupakan penyebab salah satu kematian
pada ibu.
4.
Asuhan Persalinan Kala IV
Asuhan
persalinan yang mencakup pada pengawasan satu sampai dua jam setelah plasenta
lahir. Pengawasan/observasi ketat dilakukan pada hal-hal yang menjadi perhatian
pada asuhan persalinan kala IV.
BAB III
PEMBAHASAN
Dari hasil makalah di atas Ruang
lingkup standar pelayanan kebidanan meliputi 24 standar, namun untuk Standar
pertolongan persalinan itu terdiri dari ( 4 standar ), dia antaranya Standar
9 : Asuhan persalinan Kala I, Standar
10 : Asuhan persalinan kala II yang aman, Standar 11 : Penatalaksanaan aktif
persalinan kala III, Standar 12 : Penanganan kala II dengan gawat janin melalui
episiotomy.
Sedangkan
untuk persiapan bidan, baik bidan yang bekerja di desa, puskesmas, maupun pustu
di lihat dari tugas-tugas nya berfungsi sebagai bidan komunitas. Persiapan
bidan dalam memberikan asuhan intranatal di komunitas adalah “harus
mempersiapkan diri sebaik-baiknya terutama dari kompetensi, sehingga dapat
memberikan pelayanan yang bersih dan aman.”
Pada
proses persalinan persiapan rumah dan lingkungan juga tidak kalah penting
dimana bidan bertugas untuk mengecek rumah sebelum usia kehamilan 37 minggu dan
memastikan bahwa persyaratan rumah untuk di jadikan tempat persalinan sudah
memenuhi standar.
Selanjut
nya perlengkapan
alat juga minimal harus memenuhi standar yaitu persiapan alat untuk pertolongan
persalinan, persiapan untuk ibu dan untuk bayi.
Peran
keluarga juga sangat di butuh kan dalam hal ini, dimana keluarga telah
mengambil keputusan bahwa persalinan dilakukan dirumah dan bersedia/mampu memberikan
dukungan yang diperlukan.
Dalam
hal ini manajement ibu intranatal bertujuan untuk memberi asuhan kebidanan yang
adekuat, komprehensif dan terstandar pada ibu intra natal dengan memperhatikan
riwayat ibu selama kehamilan, kebutuhan dan respon ibu serta mengantisipasi
resiko-resiko yang terjadi selama proses persalinan. Baik pada kala I, kala II,
kala III, Maupun kala IV.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil makalah di atas kami
menyimpulkan bahwa, fokus standar pelayanan kebidanan dari 24 standar pelayanan
kebidanan yaitu ada 4 standar diantara nya Standar 9 : Asuhan
persalinan Kala I, Standar 10 : Asuhan persalinan kala II yang aman, Standar 11
: Penatalaksanaan aktif persalinan kala III, Standar 12 : Penanganan kala II
dengan gawat janin melalui episiotomy.
Selain
itu proses persalinan di rumah juga harus memperhatikan persiapan bidan itu
sendiri, persianpan rumah dan lingkungan, persiapan alat, persiapan ibu dan
keluarga dan yang terahir adalah manajement ibu intranatal.
B. Saran
Dari hasil makalah dia atas, kami
menyaran kan kepada masyarakat agar masyarakat sadar bahwa penting nya
persalinan yang di bantu oleh tenaga kesehatan, untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian baik pada ibu ataupun pada bayi. Sedangkan untuk bidan disaran kan
harus mempunyai skill yang sesuai dengan standar asuhan kebidanan, untuk bisa
memahami kebutuhan ibu dalam proses persalinan yang sesuai dengan prosedur yang
telah di tetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Runjati. 2010. Asuhan Kebidanan Komunitas. EGC : Jakarta.
Safrudin dan hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. EGC : Jakarta.
Sulistyawati, Ari. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Salemba Medika:
Jakarta.
Walsh, Linda. 2007. Buku Ajar Kebidan Komunitas. EGC :
Jakarta.
Reider. 2011. Keperawatan Maternitas. EGC :Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar