RINGKASAN
KELARUTAN
DAN HASIL KALI
KELARUTAN
Oleh
:
NAMA : MUHAMMAD
JUNAIDI
NIM : 11241086
JURUSAN
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
IKIP MATARAM
2012
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
A. Kelarutan
dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kelarutan
Larutan
terdiri
atas zat yang dilarutkan (solut) dan pelarut (solven).
Kelarutan adalah
nilai konsentrasi maksimum yang dapat dicapai oleh suatu zat dalam larutan.
Jadi, kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut
dalam larutan jenuh. Berdasarkan pengertian kelarutan pada uraian di atas,
larutan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Larutan
tidak jenuh, yakni suatu larutan yang masih dapat
melarutkan zat terlarutnya pada suhu tertentu.
2. Larutan
jenuh, yakni suatu larutan dengan jumlah zat terlarut (molekul
atau ion) yang telah maksimum pada suhu tertentu.
3. Larutan
lewat jenuh, yakni suatu larutan dengan zat
terlarut yang melebihi
jumlah maksimum kelarutannya pada suhu tertentu.
Besarnya kelarutan
suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Jenis
Pelarut
Senyawa non-polar tidak dapat larut dalam
senyawa polar, begitu juga sebaliknya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kedua zat
bisa bercampur, asalkan keduanya memiliki jenis yang sama.
2. Suhu
Kelarutan suatu zat
berwujudpadat semakin tinggi, jika suhunya dinaikkan. Dengan naiknya suhu larutan, jarak
antarmolekul zat padat menjadi renggang. Hal ini menyebabkan ikatan antarzat
padat mudah terlepas oleh gaya tarik molekul-molekul air, sehingga zat tersebut
mudah larut.
3. Pengadukan
Pengadukan dapat menimbulkan tumbukan
antar pertikel yang satu dengan yang lainnya. Sehingga pertikel tersebut akan
mudah larut.
B. Hasil
Kali Kelarutan (Ksp)
Hasil
kali kelarutan ialah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh garam
yang sukar larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan
dengan koefisien menurut persamaan ionisasinya.
Garam-garam yang sukar
larut seperti BaSO4, AgCl, dan HgF2, jika dimasukkan dalam air murni lalu
diaduk, akan terlarut juga walaupun hanya sedikit sekali. Karena garamgaram ini
adalah elektrolit, maka garam yang terlarut akan terionisasi, sehingga dalam
larutan akan terbentuk suatu kesetimbangan ion.
Contoh:
Suatu larutan jenuh
elektrolit AxBy dalam air yang berisi AxBy
padat.
Dalam larutan terjadi kesetimbangan ion.
AxBy(s)⇄ Xay+(aq)
+ yBx-(aq)
Berdasarkan
reaksi kesetimbangan ini dapat dihitung harga tetapan kesetimbangan:
Di
dalam larutan jenuh AxBy konsentrasi AxBy yang
terlarut tidak berubah selama AxBy padat masih terdapat dalam
larutan dan suhu percobaan tetap.
Persamaan
(1) dapat juga ditulis sebagai:
Karena
harga K tetap dan harga konsentrasi AxBy merupakan tetapan
baru. Tetapan baru ini dinyatakan dengan notasi Ksp, maka persamaan (2)
dapat ditulis:
=
Keterangan:
Ksp
zat
AxBy = hasil kali kelarutan AxBy
[Ay+]/[Bx–]
= konsentrasi ion-ion Ax+ dan By–
Contoh:
1. AgCl(s)⇄
Ag+(aq)
+ Cl–(aq)
Ksp = [Ag+][Cl–]
2. Ag2SO4(s)⇄ 2Ag+(aq) + (aq)
Ksp = [Ag+]2
2[ ]
3. Al(OH)3(s)
⇄Al3+(aq)
+ 3 OH–(aq)
Ksp
=
[Al3+][OH–]3
Hasil
kali konsentrasi ion dalam larutan garam yang sukar larut dalam air setelah
masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien menurut persamaan
ionisasinya tidak dapat melampaui harga Ksp-nya. Berarti, Ksp adalah
batas maksimal hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh elektrolit
yang sukar larut dalam air. Dalam perhitungan-perhitungan, jika hasil kali konsentrasi
ion-ion:
1.
kurang dari Ksp : berarti larutan belum jenuh;
2.
sama dengan Ksp : berarti larutan tepat jenuh;
3.
lebih dari Ksp : berarti larutan lewat jenuh dan terjadi pengendapan garamnya.
C.
Hubungan Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan
Untuk
mengetahui terjadinya pengendapan, belum jenuh, atau tepat jenuh dari
pencampuran dua zat, maka harus dibandingkan dengan hasil kali konsentrasi
ion-ion yang dicampurkan (Qc) dengan harga Ksp.
Jika:
1.
Qc > Ksp maka terjadi pengendapan.
2.
Qc = Ksp maka larutan tepat jenuh.
3.
Qc < Ksp maka larutan belum jenuh (tidak mengendap).
D.
Kelarutan Garam dalam Air
Apabila
rumus umum garam AxBy, maka kelarutan garam dalam air dapat
dinyatakan dengan:
E.
Pengaruh Ion Sejenis/Ion Senama
Dalam
larutan jenuh Ag2CrO4 terdapat kesetimbangan antara Ag2CrO4
padat
dengan
ion Ag+ dan ion CrO42–.
Ag2CrO4(s)⇄ 2 Ag+(aq)
+ CrO42–(aq)
Apa
yang terjadi jika ke dalam larutan jenuh tersebut ditambahkan larutan AgNO3 atau
larutan K2CrO4? Penambahan larutan AgNO3 atau K2CrO4 akan memperbesar konsentrasi
ion Ag+ atau ion CrO42– dalam larutan.
AgNO3(aq)
®Ag+(aq)
+ NO3–(aq)
K2CrO4(aq)
®2
K+(aq) + CrO42–(aq)
Sesuai
asas Le Chatelier tentang pergeseran kesetimbangan, penambahan konsentrasi ion
Ag+ atau ion CrO42– akan menggeser
kesetimbangan ke kiri.
Akibatnya
jumlah Ag2CrO4 yang larut menjadi berkurang. Jadi dapat disimpulkan bahwa ion
senama memperkecil kelarutan
F.
Hubungan Ksp
dengan pH
Harga pH sering
digunakan untuk menghitung Ksp suatu basa yang sukar larut. Sebaliknya,
harga Ksp suatu basa dapat digunakan untuk menentukan pH larutan
G.
Penggunaan
Konsep Ksp dalam Pemisahan Zat
Harga Ksp suatu
elektrolit dapat dipergunakan untuk memisahkan dua atau
lebih larutan yang
bercampur dengan cara pengendapan. Proses pemisahan ini dengan menambahkan
suatu larutan elektrolit lain yang dapat berikatan dengan ion-ion dalam
campuran larutan yang akan dipisahkan. Karena setiap larutan mempunyai
kelarutan yang berbeda-beda, maka secara otomatis ada larutan yang mengendap
lebih dulu dan ada yang mengendap kemudian, sehingga masingmasin larutan dapat
dipisahkan dalam bentuk endapannya. Misalnya pada larutan jenuh MA berlaku
persamaan:
Ksp =
[M+] [A–]
Jika larutan itu belum
jenuh (MA yang terlarut masih sedikit), sudah tentu
harga [M+][A–]
lebih kecil daripada harga Ksp. Sebaliknya jika [M+][A–]
lebih besar daripada Ksp, hal ini berarti larutan itu lewat jenuh, sehingga MA
akan mengendap.
• Jika [M+] [A–]
< Ksp, maka larutan belum jenuh (tidak terjadi endapan).
• Jika [M+] [A–]
= Ksp, maka larutan tepat jenuh (tidak terjadi endapan).
• Jika [M+] [A–]
> Ksp, maka larutan lewat jenuh (terjadi endapan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar